Reason Living
Karya : Kanyama Nagikeria.
Summary : Ketika salah satu keburukan bertemu kebaikan, apa yang akan terjadi?
Prolog.
Sinar
jingga dari senja menyapanya sore ini, yang duduk diatas sebuah pohon besar
diujung jalan, memperhatikan banyaknya orang - orang yang terus berlalu lalang
dengan langkah monoton. Begitu membosankan sampai - sampai membuatnya tangannya
gatal untuk sekedar membuat kepanikan sejenak, jika saja ia tak ingat akan
hukum yang berlaku di negara tercintanya tersebut. Meski ia tau betul hukum
sekarang kebanyakan dapat diselesaikan dengan nominal – nominal tertentu.
Yah,
Uang adalah Keadilan di jaman ini. Jika kau memilikinya, semua akan
diselesaikan, apalagi jika lawanmu adalah mereka yang tak punya. Semuanya akan
terasa semudah membalik telapak tangan,. Kau bisa membuka beberapa kasus
pencurian lama, mungkin kau akan menemukan keanehan disana. Seperti orang yang
mencuri kayu untuk hidup akan dihukum lebih berat daripada para pencuri berdasi
yang bisa kau pandangi setiap hari di majalah maupun koran pagi dengan senyum
sok tak berdosa nan percaya diri.
Ia
kembali menguap lelah, tak ada sedikitpun hal yang menarik minatnya untuk
sekedar berganti posisi ke posisi yang lebih aman dibawah sana, sejujurnya. Namun
sesuatu sepertinya tertangkap oleh iris kemerahan itu dan akhirnya membuat mata
sayunya beralih kepada sekelompok pemuda diujung sana.
Apa
yang mereka lakukan? Ah, sepertinya ia tak perlu mendekatinya untuk tau, karena
dari kejauhan jelas ada tindak kekerasan terjadi. Meski kelihatannya masih
dalam tingkat verbal, namun si korban nampaknya cukup pasrah dengan keadaan
lebih memilih untuk menganggukan kepala dengan gemetar.
Entah
apa masalahnya, gadis itu terlalu malas untuk memikirkan jawaban pastinya. Tak
terlalu lama berselang pemuda dengan gaya paling berandalan maju dengan serigai
menjijikan. Kemudian menarik kerah dan menatap angkuh, tangannya mengadah
dengan gaya memaksa kepada sang korban yang kini telah gemetar ketakutan.
Percakapan
singkat dilakukan, gadis itu hanya menatap gerombolan itu dalam keheningan. Tak
lama, sebuah tinjuan melesat dari pihak penyerang. Si pemuda berkacamata
terpental beberapa meter dengan bibir robek. Sisanya datang menghajar dan
menginjak – injak sang pemuda, kemudian pergi dengan celotehan tak berguna
setelahnya.
Gadis itu mendegus jijik melihat drama yang disuguhkan
didepan matanya. Baginya orang – orang itu hanyalah sampah menjijikan yang
harus dimusnahkan. Ah ya, tolong ingatkan ia untuk menghubungi Saudara –
saudaranya tercinta untuk melakukan acara bersih - bersih malam ini. Tangannya
tiba – tiba saja gatal untuk memegang senapan atau busur panah sekarang.
Saat pandangannya kembali ke arah semula, ia melihat si pemuda
perlahan berdiri dengan sempoyongan, namun terjatuh tak lama setelahnya. Banyak
dugaan yang muncul di kepalanya, namun menurutnya pengaruh yang paling kuat adalah kehabisan
stamina.
Ia meneliti
sekitar. Sebenarnya banyak orang yang berlalu lalang, tetapi sepertinya tak ada
yang tertarik untuk menegokkan kepala dari alat digital mereka atau menolong
pemuda malang itu.
Zaman merubah segalanya kawan, ketahuilah hal itu. Teknologi terkadang membuat orang lupa akan beberapa hal penting.
Ia
kembali menatap langit, menarik napas panjang ketika melihat langit dibungkus
awan hitam pekat yang menutupi si bola perak penerang malam. Ia akhirnya turun
dari pohon dengan selamat, serta mengenakan kembali alas kakinya.
Kilatan
petir muncul bersamaan dengan rintik hujan yang mulai turun. Ia melirik tasnya
sejenak, kemungkinan besar ia tak membawa payung. Selepas satu tarikan nafas
lelah, gadis itu memacu kakinya untuk belari secepat yang ia bisa menuju rumah dan
merebahkan diri di kasur kesayangannya. Meski sepertinya ia tetap akan basah
kuyup malam ini...
Bersambung~
Author Note : "Halooooo~ Apa kabar Readers semua ^^ Perkenalkan namaku Kanyama Nagikeria. Boleh dipanggil Kanya atau Anya :D Ini Cerita bersambungku yang pertama, semoga suka ya. Dadah ^^)/ *Ngilang*"
See You Next week~
